Ciriciri Syair Pantun : Tambahan makna sebagai sebuah satu kesatuan setiap baitnya. Setiap baris dalam syair ialah isi, setiap syair tidak ada lampiran. Setiap baris syair berjumlah 8 suku kata hinga 12 suku kata setiap barisnya. Setiap isi syair adalah nasihat, dongeng, cerita, maupun petuah.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. SinopsisCerpen ini mengisahkan pohon Mangga dan pohon Ara. Di hutan yang rimbun mereka hidup berdampingan tetapi tidak hidup rukun. Mereka mempunyai buah yang sangat lebat. Pohon Mangga mempunyai sifat baik kepada siapapun baik pohon disekitarnya termasuk si pohon Ara dan kepada hewan yang hinggap di ranting pohonnya. Pohon Mangga senantiasa juga mempersilakan siapa saja yang hinggap di rantingnya. Kebalikan dari pohon Mangga, pohon Ara mempunyai sifat yang sombong dan bersikap tidak baik kepada si pohon Mangga, dan membiarkan hewan yang lain hinggap di rantingnya. Burung dan lebah dianggapnya berisik ketika bernyanyi di ranting pohonnya lalu mengusirnya dan memerintahkan mereka bernyanyi di atas pohon Mangga. Mereka yang mau membuat tempat tinggal pun di atas ranting selalu pohon Ara marahi karena dianggap merusak daunnya yang hijau, rimbun dan mempunyai pohon yang tinggi berbeda dari pohon yang lainnya tidak mempunyai daun yang rimbun, pohon pendek dan lainnya sebagainya tidak seperti si pohon Ara. Angin juga pernah dimarahi oleh si pohon Ara karena menghembuskan udara di pohonnya dengan alasan merusak daunnya yang rimbun dan rantingnya yang kuat. Tetapi angin tidak menanggapinya malah memberikan nasehat kepadanya agar berbuat baik kepada pohon, hewan, dan yang lainnya. Di sisi lain si pohon Mangga hidup bahagia dan penuh tawa bersama pohon yang lainnya, angin dan bernyanyi riang bersama burung, serta lebah yang mampir maupun yang membuat rumah di atas rantingnya. Meskipun pohon Ara selalu cuek kepadanya namun si pohon Mangga tidak benci kepada pohon Ara. Bahkan setiap hari dia menyapanya walaupun bersikap cuek mengabaikan sapaan dari si pohon Mangga. Suatu hari ada 2 orang pembalak liar masuk hutan untuk menebang pohon. Dia melihat ada pohon sebagai saran untuk ditebang. 1 2 3 4 5 6 Lihat Cerpen Selengkapnya

Rumahrumah di desamu cenderung memiliki halaman luas dengan banyak tanaman bahkan pohon besar di bagian depan. Berjarak dari rumah satu ke rumah lainnya, bukan menempel bersekat selapis dinding saja. Pohon mangga, jambu, palem, bahkan pohon kelapa tumbuh bebas menghijau. Bahkan dijadikan penanda rumah seseorang.
Ada beragam cerita dongeng tentang tumbuhan yang menarik tuk kamu baca. Salah satunya adalah dongeng Akar dan Anak Daun yang kisahnya telah kami paparkan di artikel ini. Yuk, baca langsung saja! Selain menonton film dan bermain game, membaca dongeng juga bisa kamu jadikan pilihan kegiatan untuk mengisi waktu luang. Bila ingin membaca dongeng anak tentang tumbuhan, kamu bisa membaca cerita Akar dan singkat, dongeng ini mengisahkan tentang sebuah pohon yang teramat rindang di padang rumput. Lalu, ada seorang Daun yang mengatakan bahwa pohon tersebut sangatlah rindang berkat konflik seperti apakah yang terjadi di artikel ini? Daripada penasaran, mending simak langsung saja dongeng anak tentang Akar dan Daun beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca! Pada zaman dahulu, di sebuah padang rumput yang sangat panas, ada sebuah pohon yang tumbuh rindang dan sangat cantik. Pohon itu mempunyai dedaunan yang lebat dan berwarna hijau muda. Tak ayal bila banyak hewan yang sering berteduh di bawah pohon tersebut. Burung-burung pun merasa senang dan berkicau merdu saat bertengger di dahan pohon tersebut. “Wah, berkat pohon ini, aku bisa merasakan kesejukan di padang rumput yang sangat gersang ini. Dedaanannya sangatlah rimbun, membuat angin berhembus sejuk,” ucap salah satu burung yang sedang berteduh. Mendengar ucapan itu, seorang Daun pun menyombongkan dirinya, “Tentu saja pohon ini rindang. Lihatlah aku dan saudara-saudaraku, hijau dan rimbun. Tanpa kami, pohon ini tidak ada apa-apanya.” “Pohon ini akan kering dan gersang bila tak ada kami. Karena itulah, kamu harus berterima kasih padaku karena telah melindungi pohon ini sehingga jadi hijau dan menyejukkan,” ucap Daun pada burung. “Umm, benar katamu, Daun. Tapi, kamu tak seharusnya menyombongkan diri. Aku yakin tanpa Akar, dirimu tak akan bisa sehijau ini,” ucap burung sambil terbang meninggalkan pohon itu. “Akar? Akar kan di dalam tanah. Mana mungkin ia berperan penting dalam menghijaukan pohon ini. Dasar burung tak tak tahu terima kasih,” ucap Daun. Usaha dan Kerja Keras yang Tak Nampak “Apa yang burung tadi katakan benar, Daun muda. Aku tahu, kamu ada di atas dan menyejukkan pohon, tapi tanpaku, kamu tak akan bisa bertahan segar. Kau tak boleh sombong,” kata suara di dalam tanah. “Suara siapa itu?” tanya Daun merasa bingung. “Ini aku, Akar. Kamu tak akan bisa melihatku, karena aku berada di dalam tanah,” jawab suara itu. “Hmm, apa yang kau lakukan di dalam tanah? Dan apa maksudmu kalau aku tak bisa hidup tanpa kamu?” tanya Daun penasaran. “Aku berada di bawah tanah untuk mencari air untukmu. Sehingga, kamu bisa tetap segar dan sejuk. Kami memang tinggal di dalam tanah yang kotor, tapi saat kami sangatlah kuat. Saat musim berganti, kami tetap bertahan. Kalau aku tak bertahan, pohon ini akan mati, begitu pun dengan dirimu,” ucap Akar menasehati Daun. Daun itu terdiam mendengar nasihat dari Akar. Ia sadar selama ini Akar telah berjasa banyak untuk pohon ini dan dirinya. “Akar, aku minta maaf karena telah sombong. Aku tak tahu bila tanpamu, pohon ini dan aku akan mati,” ucap Daun menyesal. “Tak mengapa, Daun. Aku hanya ingin kau tidak sombong,” ucap Akar. Mereka pun bersahabat dengan baik dan kerap mengobrol. Pohon itu pun semakin hari semakin tampak rimbun dan rindang sehingga banyak hewan-hewan yang berdatangan. Baca juga Kisah tentang Si Kelingking Asal Jambi dan Ulasan Lengkapnya, Pelajaran untuk Tidak Meremehkan Penampilan Fisik Seseorang Unsur Intrinsik Usai membaca dongeng anak Akar dan Daun yang sombong. Mungkin, kamu jadi penasaran dengan unsur intrinsiknya. Nah, daripada penasaran, mending kamu langsung saja baca ulasan singkatnya di artikel ini; 1. Tema Tema atau inti cerita dongeng anak tentang Akar dan Daun adalah tentang kesombongan. Daun merasa dirinyalah yang paling berjasa dalam membuat pohon menjadi rimbun dan rindang. Padahal, rimbunnya pohon dan hijaunya daun tak lepas dari kerja keras akar yang mencari air untuk mereka bertahan hidup. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada dua tokoh utama dalam dongeng ini, yaitu Akar dan Daun. Tokoh antagonisnya adalah Daun. Ia memiliki sifat yang sombong. Sementara akar memiliki sifat bijaksana dan pemaaf. Meski selama ini berjasa besar dalam membuat pohon menjadi rindang, ia tak pernah menyombongkan dirinya. Ia juga dengan mudah memaafkan Daun yang selama ini sombong dan tak menganggapnya ada. 3. Latar Ada dua latar tempat yang digunakan cerita dongeng ini, yaitu di sebuah padang rumput dan di dalam tanah tempat akar berada. Sementara setting waktu yang digunakan adalah pagi dan siang. 4. Alur Cerita dongeng anak Akar dan Daun memiliki alur maju atau progresif. Cerita berawal dari seekor burung yang merasa senang saat sedang bertengger di sebuah pohon rimbun. Lalu, Daun yang sombong dari pohon itu berkata bila dirinyalah yang membuat pohon tersebut tampak rindang dan menyejukkan. Kesal dengan kesombongan Daun, Burung pun mengatakan kalau pohon yang rindang itu karena kerja keras dari akar. Setelah burung pergi, dari dalam tanah, Akar berkata bila perkataan burung tersebut memang benar. Selama ini, dirinyalah yang berjuang mencari air agar pohon dapat tumbuh dengan baik. Tanpa air yang ia dapatkan, bisa saja pohon dan daun tak bisa hidup dengan segar. Daun lalu meyadari tak seharusnya ia bersikap sombong. Kehebatannya tak sebanding dengan perjuangan akar yang selama ini mencari air agar pohon tetap hidup. Lalu, ia pun meminta maaf dan berterima kasih pada akar karena selama ini ia telah bekerja keras. 5. Pesan Moral Apa sajakah pesan moral yang terkandung dalam cerita dongeng anak Daun dan Akar ini? Pertama, jangan jadi orang yang sombong. Ingatlah pepatah di atas langit masih ada langit. Ketika kamu merasa hebat atau pandai, masih ada orang lain yang lebih hebat atau pandai darimu. Lalu, jadilah seperti Akar yang bijak dan tak banyak bicara. Meski selama ini bekerja keras untuk mendapatkan air, ia tak pernah berkoar-koar dan menyombongkan dirinya. Tak hanya bijak, Akar juga pemaaf. Ia dengan mudah memaafkan Daun yang selama ini tak menganggap usaha dan kerja kerasanya. Selain unsur instrinsik, cerita dongeng ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Di antara unsur ekstrinsiknya adalah nilai ketuhanan, sosial, budaya, dan moral dari lingkungan di sekitar. Baca juga Cerita Rakyat Asal-Usul Kota Pandeglang dan Ulasan Lengkapnya, Sebuah Pelajaran Untuk Tidak Serakah dan Iri Hati Fakta Menarik Nah, sebelum mengakhiri artikel ini, ada baiknya kamu membaca fakta menariknya dulu. Apa sajakah itu? Berikut ulasan singkatnya; 1. Diadaptasi Dari Dongeng Aesop Potret Aesop Sumber Wikimedia Commons Mungkin kamu masih belum familier dengan Aesop. Ia adalah pengarang cerita yang berasal dari Yunani. Ceritanya terkenal penuh dengan pelajaran tentang kehidupan, seperti contohnya dongeng anak Akar dan Daun ini. Dongeng lain yang tak kalah populer karya Aesop adalah Kelinci dan Kura-Kura, Serigala dan Domba Muda, Singa dan Tikus, serta masih banyak lagi. Kamu tentu sudah familier dengan cerita-cerita tersebut, kan? 2. Banyak Tayangan Animasi yang Mengangkat Kisah Ini Karena memiliki kisah yang menarik dan sarat akan pesan moral, banyak video animasi yang mengangkat dongeng ini. Kamu bisa melihatnya langsung di youtube. Dengan animasi yang menarik, pasti akan sangat disukai oleh anak-anak. Baca juga Legenda Rangkayo Hitam dan Ulasan Lengkapnya, Kisah Seorang Raja yang Memperjuangkan Kesejahteraan Kerajaan Jambi Bagikan Dongeng Anak Akar dan Daun ke Teman-Temanmu Demikianlah cerita dongeng anak Akar dan Daun beserta ulasan lengkap seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Kamu suka dengan dongeng ini? Kalau suka, bagikan dongeng ini ke teman-temanmu, ya! Teruntuk yang pengen baca dongeng lainnya, langsung saja kepoin kanal Ruang Pena. Kalau pengen baca cerita rakyat Nusantara, tenang saja, kami punya beberapa kisahnya. Beberapa di antaranya adalah legenda Putri Pinang Masak dari Jambi, cerita rakyat Hantuen dari Kalimantan Tengah, kisah Tambun Bungai dari Dayak, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Malamsemakin larut, tetapi kantuk tak kunjung melarut. Akhirnya bergeser menuju tumpukan buku yang menatap penuh harap. Untuk dibuka dan digarap, ah ternyata sudah begitu lama tidak tersentuh, sehingga hanya butiran debu yang menempel erat. Sungguh betapa lama kalian berserak di sana tanpa ada yang menjamah. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Palti Hutabarat No. Peserta 171 Alkisah di suatu negeri tumbuhan, tinggalah dua pohon yang bersahabat dekat. Sejak kecil mereka bermain bersama setiap harinya. Ya, Pohon Tomat dan Pohon Mangga bersahabat dekat. Mereka bukan hanya bermain bersama, tetapi juga sering saling curhat tentang keadaan masing-masing. Setelah mereka betumbuh, Pohon Tomat dan Pohon Mangga tidak bisa bermain bersama-sama lagi. Hal ini dikarenakan Pohon Tomat tidak bisa mengikuti pertumbuhan Pohon Mangga. Pohon Tomat yang kalah tinggi dan besar dibandingkan Pohon Mangga akhirnya merasa minder melihat dirinya. Perbedaan tinggi dan besar Pohon Tomat dan Pohon Mangga membuat persahabatan mereka menjadi renggang. Pohon Tomat tidak bisa menerima keadaannya yang kalah tinggi dan besar dibandingkan Pohon Mangga. Dia merasa bahwa Tuhan tidak adil. Dia ingin tinggi dan besar seperti Mangga. Pada suatu hari Tomat bangun dan menyadari ada yang berubah dalam tubuhnya. Dia pun melihat bahwa ternyata dia sudah berbuah. Ada buah-buah kecil yang tumbuh di ujung ranting-rantingnya. Pohon Tomat dengan bangganya menemui Pohon Mangga dan memamerkan buahnya. Pohon Mangga yang memang belum waktunya berbuah pun iri dengan buah yang tumbuh di Pohon Tomat. Pohon Mangga sedih karena dia tidak memiliki buah. Kesedihan yang akhirnya membuat dia mengurung diri. Hari berganti hari, Pohon Tomat akhirnya berbuah dengan lebatnya. Pohon Mangga yang melihat di kejauhan tetap dalam kesedihannya. Dia hanya meratap nasibnya yang tidak memiliki buah. Dia masih berharap bisa cepat memiliki buah supaya bisa pamer dengan Pohon Tomat. Akhirnya Pohon Tomat memiliki buah yang ranum dan siap dipetik. Akhirnya buah di Pohon Tomat dipetik oleh manusia tanpa meninggalkan satu buah pun. Pohon Tomat dengan bangga merasa senang bahwa dirinya telah memberikan manfaat bagi manusia. Pohon Mangga yang masih mengurung diri di kamar tiba-tiba mendengar berita yang menyedihkan. Pohon Tomat yang adalah sahabat karibnya telah mati. Pohon Mangga yang penasaran akhirnya bertanya kepada Pohon Beringin Tua, pohon tua yang bijaksana. Usia pohon ini sudah ratusan tahun dan punya pengetahuan yang luas. "Pohon Tomat memang cepat menghasilkan buah. Namun, usianya hanya sampai dia berbuah. Setelah dipanen buah-buahnya, maka Pohon Tomat akan mati. Usianya tidak lebih dari 5 bulan." Kata Pohon Beringin Tua menjawab pertanyaan Pohon Mangga. "Lalu mengapa aku belum berbuah juga?? Tanya Pohon Mangga penasaran. 1 2 Lihat Dongeng Selengkapnya Selesaimenghitung dia melihat pohon mangga itu layu dan mati tapi masih ada satu buah yang tergantung di pohon. Bagi sebagian orang yang dangkal pengetahuan agamanya gambaran siksa neraka itu seperti cerita dongeng pengantar tidur, tapi bagi yang mempunyai pengetahuan agama pasti akan berpikir dua kali untuk melakukan zina karena dia tahu › Nusantara›Imajinasi Anak akan Kebaikan... Dongeng dan permainan di Kampung Dongeng Intan Kalsel membawa anak-anak masuk ke dalam dunianya untuk belajar nilai-nilai kebaikan agar segala hal yang baik tertanam sejak dini. KOMPAS/JUMARTO YULIANUSAnak-anak bersama orangtuanya menyimak dongeng yang dibawakan oleh Bunda Enik dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023. Kampung Dongeng di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, menjadi tempat wisata imajinasi anak. Lewat dongeng dan permainan, anak-anak dibawa masuk ke dalam dunianya untuk belajar nilai-nilai kebaikan agar segala hal yang baik tertanam sejak Mintarsih 50, yang akrab disapa Bunda Enik, maju dengan membawa boneka dan duduk di hadapan anak-anak, Minggu 19/2/2023. Ketua Kampung Dongeng Intan Kalsel itu menyapa anak-anak yang berkumpul di ”base camp” dalam rangka mengikuti kegiatan Kado Pekan Ceria di Jalan Kampung Baru, Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar. Bunda Enik meminta anak-anak duduk manis dan tenang karena ia dan Nunung Salma, boneka yang dibawanya, akan mendongeng. Judul dongengnya adalah Pohon Kebaikan. Kisahnya tentang pohon ara yang sombong dan pohon mangga yang baik di hutan ibu kota negara IKN ara tidak sudi ketika ratu lebah dan kawanannya mau bersarang. Akhirnya, ratu lebah dan kawanannya bersarang di pohon mangga. Beberapa waktu kemudian, pohon ara justru meminta pertolongan ratu lebah karena ia mau ditebang. Karena kasihan dan tidak ingin hutan IKN gundul, ratu lebah pun mengusir para penebang yang sudah siap menebang pohon mendongeng, Bunda Enik bertanya, ”Apa judul dongeng tadi?” Seorang anak perempuan maju dan menjawab dengan tepat. ”Pohon kebaikan,” jawabnya. Setelah itu, maju lagi seorang anak perempuan untuk menjawab pertanyaan, pohon apa saja yang ada di hutan. ”Pohon ara dan pohon mangga,” jawabnya dengan suara YULIANUSSeorang anak maju untuk menjawab pertanyaan setelah mendengar dongeng yang dibawakan Bunda Enik dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023.”Pohon ara itu sombong. Boleh enggak kita sombong?” tanya Bunda Enik. ”Enggak boleh,” jawab anak-anak serempak. ”Kenapa enggak boleh sombong?” tanya Bunda Enik lagi. ”Itu tidak baik,” jawab mendengarkan dongeng, anak-anak dihibur dengan pertunjukan sulap. Anak-anak bersama orangtuanya kemudian diajak untuk melakukan gerakan pencairan suasana ice breaking, meniup balon, dan bermain menuturkan, Kado Pekan Ceria merupakan kegiatan rutin Kampung Dongeng Intan Kalsel sejak 2014. Kegiatan ini diadakan sebulan sekali di ”base camp” Kampung Dongeng, terbuka untuk semua anak, dan tidak dipungut biaya atau gratis. Namun, kegiatan tersebut sempat ditiadakan selama dua tahun karena situasi pandemi Covid-19.”Kegiatan Kado Pekan Ceria diaktifkan kembali setelah pandemi mereda. Tema kegiatan bulan Februari ini adalah lingkungan,” juga Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan KalselDi samping mendengarkan dongeng tentang pohon kebaikan, dalam kegiatan kali ini, anak-anak juga diajak bermain balon bersama orangtuanya. Menurut Enik, permainan balon itu tidak hanya untuk seru-seruan, tetapi juga untuk menghilangkan trauma anak ataupun orangtuanya pada bunyi letusan atau ledakan balon.”Kampung Dongeng ini adalah tempat anak-anak untuk bermain. Orangtuanya juga diajak bermain supaya anak-anak punya kesan baik dan mendalam bahwa ayah dan bundanya sangat peduli dengan mereka,” YULIANUSAnak-anak bersama orangtuanya bermain balon dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023.Sahabat anakEnik menjelaskan, Kampung Dongeng Intan Kalsel merupakan kampung dongeng pertama di Kalsel, yang diresmikan pada 4 Mei 2014. Kampung Dongeng ini merupakan salah satu dari puluhan cabang Kampung Dongeng di Indonesia, yang digagas oleh Kak Awam atau Moch Awam Prakoso.”Setahun sebelum Kampung Dongeng Intan Kalsel diresmikan oleh Kak Awam, kegiatan kami sudah berjalan. Setidaknya, kami bergerak duluan. Jadi, tidak mesti dibuka dulu baru bergerak,” Dongeng Intan Kalsel memiliki visi menjadi sahabat yang secara terus-menerus memberikan bimbingan kepada anak-anak sesuai dengan tahapan usianya agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara alamiah dan optimal dengan segala potensi yang dimiliki setiap YULIANUSAnak-anak menonton pertunjukan sulap dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023. Menurut Enik, ada 15 sukarelawan dongeng yang bersama-sama dengannya siap mendongeng untuk anak-anak. Mereka rutin melaksanakan dongeng pekan ceria, dongeng keliling kampung, dan dongeng peduli. Dalam suatu kegiatan, tentu tidak semuanya mendongeng, tetapi ada yang bermain sulap, memimpin gerakan ice breaking dan permainan, serta mendokumentasikan kegiatan.”Dalam kegiatan Kado Pekan Ceria, kami juga selalu memberi kesempatan kepada anak-anak untuk tampil. Tidak hanya untuk mendongeng, tetapi terbuka lebar kesempatan kepada anak-anak untuk tampil dengan kreasi apa saja,” juga Melestarikan Dongeng, Merawat PeradabanKegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel berlangsung selama 2 jam, dari pukul sampai Wita. Karena itu, Bunda Enik berharap dongeng dan permainan yang dilakukan dalam pertemuan singkat di Kampung Dongeng bisa dilanjutkan di rumah masing-masing.”Setidaknya, saya mengajak semua orangtua untuk kembali mendongeng kepada anaknya dan bermain bersama anaknya di rumah masing-masing. Luangkan waktu untuk itu meskipun ada kesibukan,” YULIANUSAnak-anak bersama orangtuanya bermain balon dalam kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel di Sungai Paring, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu 19/2/2023. Sangat positifMenurut Hendra 35, warga Sungai Sipai, Martapura, kegiatan di Kampung Dongeng Intan Kalsel sangat positif untuk pendidikan anak. Karena itu, ia bersama istri hampir tidak pernah absen membawa kedua anaknya, laki-laki berusia 4 tahun dan perempuan berusia 7 tahun, untuk mengikuti kegiatan Kado Pekan Ceria.”Anak kami yang pertama, dari usia 2 tahun, sudah ikut kegiatan di Kampung Dongeng. Di sini anak bisa bermain dan belajar bersosialisasi dengan anak-anak lain. Untuk sementara, mereka bisa lepas dari gawai gadget,” mengikuti kegiatan Kado Pekan Ceria, Hendra dan istri baru mengajak kedua anaknya jalan-jalan atau rekreasi keluarga. Mereka bisa pergi ke mal, tempat wisata, ataupun kondangan. ”Sebagai orang tua, kami merasa tempat bermain anak, seperti Kampung Dongeng, sangat dibutuhkan di masa kini,” juga Dongeng, Tradisi Lisan Sejuta ManfaatHM Makky 35, warga Landasan Ulin, Banjarbaru juga rutin membawa dua anaknya, perempuan berusia 3 tahun dan laki-laki berusia 6 tahun, mengikuti kegiatan Kado Pekan Ceria di Kampung Dongeng Intan Kalsel. Dari rumah ke lokasi kegiatan, mereka harus menempuh perjalanan sekitar 30 menit.”Kegiatan di Kampung Dongeng sangat bagus untuk melatih motorik kasar dan motorik halus pada anak. Sejak dini, anak-anak juga belajar bersosialisasi, tampil percaya diri, dan dilatih untuk mandiri,” kata guru Sekolah Dasar SD Islam Creative Banjarbaru dongeng, anak-anak pun mendapatkan keceriaan bersama keluarga mereka. EditorSIWI YUNITA CAHYANINGRUM Inisalah satu favorit-nya. Kebetulan di rumah ada pohon-nya dan sering berbuah. Tak hanya jeruk bali, ada juga pohon jambu bol, jambu (biji) bangkok, mangga, dan belimbing. Malah pernah, saya dan kakak nglutis di atas pohon jambu bol. Ulak ulek cabe di bawah, terus layah-nya di bawa naik .. petak petik jambu-nya dan langsung di cocol ke sambel. Di bawah ini terdapat sinopsis cerita dongeng tentang pohon Ara dan pohon Mangga Pohon yang Sombong yaitu“Pada sebuah hutan yang rimbun hidup berdampingan pohon Ara dan pohon Mangga. Kedua pohon tersebut memiliki sifat yang bertolak belakang. Pohon Mangga memiliki sifat baik, ramah dan suka menolong serta berbagi sehingga dahan, daun dan batangnya dijadikan tempat tinggal, tempat singgah atau berteduh bagi hewan seperti burung, lebah maupun hewan lainnya. Pohon Mangga hidupnya sangat bahagia dan selalu dikelilingi pohon, burung, lebah dan hewan lain untuk bernyanyi dan bersenandung dengan riang. Bahkan anginpun ikut pohon Ara yang memiliki keistimewaan karena memiliki daun yang rimbun dan hijau serta batang yang paling tinggi diantara pohon lainnya karena keistimewaannya, pohon Ara menjadi sombong. Tidak ada satu hewanpun yang boleh singgah apalagi membuat rumah bahkan sang anginpun dilarang bertiup karena takut merusak ranting, dahan dan daunnya yang rimbun. Sang angin sempat menasehatinya untuk berbuat baik terhadap pohon dan hewan yang ada di hutan. Namun nasehat tersebut tidak suatu hari dua orang pembalak kayu berniat mau menebang pohon Mangga, namun segerombolan lebah menyerang kedua pembalak tersebut dan membuat mengurunkan niatnya dan akhirnya mengalihkan perhatiannya ke pohon Ara. Melihat aksi kedua pembalak liar yang mulai menebang pohon Ara, pohon Mangga memerintahkan lebah yang tinggal di pohonnya untuk menyelamatkan pohon Ara. Kawanan lebah yang tadi telah menolong pohon Mangga segera menyerang liar yang akhirnya berteriak histeris dan berlari meninggalkan Ara merasa malu terhadap lebah yang dulunya ditolaknya untuk membuat rumah serta menyesal telah bersikap sombong dan cuek terhadap pohon Mangga, burung, angina, pohon dan hewan lainnya. Pohon Ara menangis dan meminta maaf kepada mereka semua. Sejak itu pohon Ara berubah menjadi baik dan ramah terhadap pohon dan hewan lainnya."PembahasanPengertian sinopsisSinopsis adalah ringkasan dalam bentuk garis besar sebuah naskah atau tulisan yang menggambarkan isi secara SinopsisSebagai gambaran terhadap isi yang sedang dibahas penulis yang memudahkan pembaca untuk mengetahui ide dan konsep cerita yang ada di SinopsisAlur cerita dibuat ringkas dan disusun sesuai urutan dari awal sampai akhir bahasa yang persuasif dan mengajak calon pembaca untuk tertarik membaca atau membeli konflik yang disaji dalam bentuk ringkas, jelas dan penuh detail untuk memancing minat calon pembaca memiliki rasa penasaran terhadap isi Lebih LanjutMateri tentang pengertian sinopsis tentang unsur sinopsis tentang contoh sinopsis JawabanKelas 8Mapel Bahasa IndonesiaBab 5 – Membaca CerpenKode Memakanbuah mangga di malam hari. Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan jaring. 7.2. Penyakit 1) Penyakit mangga Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung. Buat yang gemar membaca dongeng 1001 Malam, kamu mungkin sudah tak asing lagi dengan cerita hikayat Batu dan Pohon Ara. Jika ingin membacanya lagi, langsung saja simak artikel ini. Kisah dan ulasannya telah kami paparkan secara lengkap. Selamat membaca! Ada banyak cerita dongeng 1001 Malam yang kisahnya menarik dan penuh pesan moral. Salah satu contohnya adalah cerita hikayat Batu dan Pohon Ara. Kamu sudah pernah membaca kisahnya?Secara singkat, hikayat Batu dan Pohon Ara mengisahkan tentang seorang saudagar kaya raya dan anak semata wayangnya yang tengah mengadakan perjalanan. Di tengah perjalanan, sang anak menanyakan soal pohon ara yang ia lihat di gurun apakah kelanjutan dongeng ini? Tak perlu berlama lama lagi, kalau penasaran langsung saja baca kisah lengkapnya di artikel ini. Tak cuma kisahnya saja, ulasan seputar unsur intrinsik, fakta menarik, dan pesan moralnya juga telah kami paparkan. Selamat membaca! Alkisah, pada zaman dahulu, di sebuah negeri di Timur Tengah, ada seorang Saudagar yang sangat kaya raya. Lelaki berjanggut itu selalu mengenakan pakaian indah menawan dan bersorban. Bersama dengan rombongan pengawal, ia dan anak laki-laki semata wayangnya pergi melakukan perjalanan yang jauh. Mereka mengendarai kereta berkuda yang sangat glamor dan berhiaskan kayu gofir serta permata yaspis. Tak hanya tampak mewah, kereta itu pun memiliki aroma yang teramat wangi. Rombongan Saudagar kaya ini berjalan dengan sangat pelan. Mereka sempat berhenti sejenak di sebuah tanah lapang berpasir. Bebatuan di tanah lapang tersebu tertata rapi di beberapa tempat. Hal itu pun menarik perhatian anak laki-laki Saudagar kaya. “Ayah, aku melihat bebatuan yang tertata rapi di tanah lapang ini. Bagaimana bisa seperti itu, Yah? Ada apa gerangan?” tanya anak usia belasan tahun itu penasaran. Sang ayah pun menjawab, “Pengatanmu sangat bagus, Anakku tersayang. Bagi orang biasa, batu itu hanyalah batu-batu biasa. Tapi, semua akan tampak berbeda bagi mereka yang mempunyai hikmat.” “Lantas, apakah yang dilihat oleh para mereka yang memiliki hikmat, Ayah?” tanyanya lagi. “Mereka akan melihat semua bebatuan itu sebagai mutiara hikmat yang tersebar. Maksud Ayah, di balik bebatuan yang terjejer rapi ini, terdapat pesan penting yang bisa kamu amalkan dalam kehidupan nyata.” jelas sang Saudagar kaya itu. “Emm, apakah Ayah berkenan untuk menceritakannya lebih rinci? Aku sangat ingin mendengarnya,” tanya sang anak. “Tentu saja Ayah akan menceritakannya padamu anakku tersayang,” jawab sang ayah sambil mengelus kepala anaknya. Cerita Batu dan Pohon Ara “Sama sepertimu, dulu Ayah waktu masih kecil juga menanyakan ini pada kakekmu. Siap mendengarkan kisahnya, Anakku?” tanyang sang ayah. “Iya, Ayah. Aku siap mendengarkannya,” ucap sang anak kecil itu. “Sebelum Ayah menceritakannya, coba lihatlah dengan seksama batu-batu itu. Menurutmu, adakah hal yang menarik perhatianmu?” ujar Saudagar kaya itu. Anak itu lalu turun dari kereta dan mengamati bebatuan dengan seksama. “Ayah, aku tak menemukan apa pun. Yang aku lihatlah hanyalah bebatuan biasa yang tertata rapi di atas tanah,” ujar sang Ayah. “Sebenarnya, di bawah batu-batu itu terdapat kehidupan biji pohon ara, Anakku sayang. Bebatuan itu menindih biji pohon ara. Sekarang cobalah kau angkat salah satu batu kecil itu,” pinta sang ayah. Anak kecil itu lalu mengangkat salah satu batu kecil, betapa terkejutnya ia menyaksikan biji pohon ara yang sudah tumbuh akar. “Ayah, lihatlah, aku melihatnya! Tapi, tidakkah benih pohon ara ini akan mati karena tertindih batu ini? tanyanya. “Tentu tidak, Anakku. Sekilas, batu kerikil ini memang terlihat menindih dan memberikan beban pada biji pohon ara. Tapi, justru batu kecil ini yang membuat biji pohon ara sanggup bertahan hidup dan tumbuh besar,” jelas sang Ayah. “Bagaimana bisa hal itu terjadi, Yah?” tanya sang anak yang masih belum mengerti. “Jadi, batu itu sengaja diletakkan oleh penanamnya untuk melindungi biji pohon dari hembasan angin dan dari segala macam hewan yang mungkin saja menghancurkannya,” jelas sang ayah. Pohon Ara Mulai Tumbuh “Setelah beberapa lama, biji itu akan tumbuh akar. Semakin banyak akar yang tumbuh, makin kuatlah biji itu. Akarnya akan terus menjalar hingga biji pohon ara semakin kuat. Lalu, lama kelamaan, tumbuhlah tunas perlahan-lahan. Tunas itu akan semakin besar dan kuat. Lalu, ia akan menggulingkan batu yang menindihnya. Demikianlah pohon ara itu hidup dengan baik. Selanjutnya, pohon ara akan tumbuh menjadi sangat besar sehingga bisa melindungi segala makhluk yang berlindugn dari teriknya matahari,” jelas sang ayah. “Oh begitu ya, Yah. Jadi, batu kecil ini sebenarnya sangatlah membantu biji pohon, ya. Lantas, apakah semua ini wacana kehidupan, Yah?” tanyanya penasaran. Saudagar kaya raya itu menatap anaknya sambil tersenyum. Ia lalu melanjutkan penjelasannya,”Benar, Anakku. Dari pohon ara dan batu ini kita belajar arti kehidupan. Bila suatu hari engkau mengalami masa-masa sulit dan terhimpit beban yang amat besar, ingatlah kisah ini.” “Segala masalah kesulitan yang terjadi dalam hidupmu, Tuhan datangkan bukan karena Ia tak sayang padamu. Justru Ia ingin membuatmu semakin kuat menghadapi lika-liku kehidupan. Kamu harus kuat dan bersabar dalam menghadapinya, ya,” imbuh sang ayah. “Baik, Ayah. Sekarang aku telah mengerti. Terima kasih telah memberi penjelasan padaku,” jawabnya. Mereka pun melanjutkan perjalanan. Baca juga Dongeng La Sirimbone dari Sulawesi Tenggara dan Ulasannya, Lika Liku Kehidupan Anak yang Ditinggalkan Keluarga Unsur Intrinsik Setelah membaca cerita hikayat Batu dan Pohon Ara, kini saatnya kamu membaca ulasan unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut penjelasan singkatnya; 1. Tema Tema atau inti cerita hikayat ini adalah tentang tujuan adanya masalah dalam kehidupan yang digambarkan lewat kisah sebuah batu yang menindih biji pohon ara. Meski tampak membebani, sebenarnya batu membantu biji tumbuh dengan kuat. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada dua tokoh utama dalam cerita hikayat Batu dan Pohon Ara ini. Mereka adalah Saudagar kaya alias sang ayah dan anaknya yang berusia belasan tahun. Sang ayah memiliki sifat bijak dan penyabar. Sifatnya tersebut tergambar saat ia menjelaskan dengan perlahan kisah batu dan pohon ara yang membuat anaknya penasaran. Sang anak sendiri digambarkan memiliki sifat yang pandai dan punya rasa ingin tahu yang besar. Dari batu-batu yang terjajar rapi saja ia penasaran dengan tujuannya ditata rapi. 3. Latar Secara garis besar, hikayat ini terjadi di Timur Tengah. Kisahnya berpusat di sebuah tanah lapang yang berpasir, di mana ada banyak bebatuan yang terjajar rapi. 4. Alur Kisah ini memiliki alur maju. Cerita berawal dari seorang Saudagar kaya dan anaknya yang pergi melakukan perjalanan. Saat tiba di sebuah lahan berpasir, anak itu melihat ada batu-batu kecil yang terjajar rapi. Ia pun penasaran dan menanyakan hal tersebut pada sang ayah. Dengan sabar, sang ayah menjelaskan bahwa batu-batu itu tersusun rapi bukan tanpa tujuan. Batu-batu itu sebenarnya menindih biji-biji pohon ara. Sang anak lalu mengira bila biji itu akan mati bila tertindih bebatuan. Namun, sang ayah menjawab bila biji pohon ara tidak akan mati. Justru, batu itu melindunginya dari angin dan serangan binatang. Bila sudah tumbuh akar dan tunas, biji pohon ara akan semakin kuat. Setelah itu, biji itu akan menggulingkan batu yang menindihnya. Kemudian, pohon itu akan tumbuh besar dan kuat. Dari cerita tersebut, sang ayah mengajarkan arti kehidupan. 5. Pesan Moral Kamu tentu sudah bisa menebak pesan moral dari cerita hikayat ini, kan? Sebab, pesan moralnya sudah disampaikan langsung oleh karakter utama pada kisah ini, yakni berusahalah kuat dan jangan menyerah saat dihadapi oleh masalah yang menghimpitmu. Percayalah, Tuhan mendatangkan masalah untuk menguatkanmu. Selain itu, ada pesan moral lain yang bisa kamu petik, yaitu jadilah seorang ayah yang sabar seperti Saudagar kaya ini. Ia dengan perlahan dan sabar menceritakan kisah Batu dan Pohon Ara beserta pesan moralnya pada anaknya. Tak hanya unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik dari cerita hikayat ini. Biasanya, unsur ekstrinsik meliputi latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai-nilai sosial yang telah dilakukan. Baca juga Cerita Rakyat Putri Satarina dan Tujuh Bidadari dari Sulawesi Tenggara & Ulasannya, Kisah Kebaikan Hati Seorang Gadis Fakta Menarik Adakah fakta menarik dari dongeng 1001 Malam ini? Karena ceritanya singkat, tak ada fakta menarik yang bisa diulik. Meski demikian, apakah kamu penasaran dengan seperti apa pohon ara dan fakta menariknya? Berikut ulasannya; 1. Fakta Pohon Ara Mungkin kamu masih belum familier dengan pohon ara. Di Indonesia sendiri, pohon ini dikenal dengan nama pohon tin. Dalam Islam, pohon tin atau ara adalah salah satu pohon yang dianggap memiliki beragam manfaat. Bahkan, dalam Alquran terdapat surat bernama At-Tin yang artinya buah tin dan terdiri dari 8 ayat. Tak hanya di Alquran saja, buah tin juga disebutkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Lantas, apakah manfaat dari buah ini? Tentu saja ada banyak manfaat dari buah tin untuk tubuh manusia. Beberapa di antaranya adalah mengobati insomnia, menyembuhkan infeksi pernapasan, dan dapat mencegah risiko diabetes. Tak hanya itu saja, buah berwarna ungu ini juga dapat menjaga berat badan, memperlambat penuaan, dan mencegah alzheimer. Karena itu, jika kamu ingin senantiasa sehat, perbanyaklah mengonsumsi buah ini. Memang rasanya tak begitu nikmat, tapi kalau kandungannya sebagus ini, rasanya tak akan menjadi masalah, dong. Baca juga Cerita Rakyat Asal-Usul Kota Pandeglang dan Ulasan Lengkapnya, Sebuah Pelajaran Untuk Tidak Serakah dan Iri Hati Tambah Wawasanmu dengan Membaca Cerita Hikayat Batu dan Pohon Ara Demikianlah cerita tentang Batu dan Pohon Ara beserta ulasan seputar fakta menarik, unsur intrinsik, dan pesan moralnya. Semoga saja cerita ini bisa menambah wawasanmu. Kalau kamu suka dengan kisahnya, bagikan artikel ini ke teman-temanmu, ya. Buat yang butuh cerita rakyat lainnya, langsug saja kunjungi kanal Ruang Pena di Ada hikayat asal-usul Tanjung Lesung, cerita Rakyat Batu Kuwung, asal mula Karang Bolong dari Banteng, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri. hgD1t. 259 442 41 2 132 77 391 253 169

dongeng pohon mangga dan pohon ara